Tata Cara, Niat Dan Resiko Puasa Wungon

Puasa ala Kejawen bila dibahas memang tak akan ada habisnya, semakin dipelajari maka akan semakin dalam juga. Salah satu tirakat puasa yang berat dalam Kejawen adalah Tapa (Puasa) Wungon nama ini memang aneh dan jarang didengar hanya mereka yang menyukai ilmu Jawa sajalah yang mengerti dan mengetahuinya.

Puasa (Tapa) Wungon adalah berdiam di tempat dengan posisi yang tetap kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan Bertapa tirakat jenis ini sudah sangat jarang ditemui.

Puasa ala Kejawen bila dibahas memang tak akan ada habisnya [BERSEMEDI] Tata Cara, Tujuan dan Resiko Puasa Wungon Tapa Diam Di Tempat

Sekalipun jarang terlihat ada orang yang menjalani Tapa Wungon, bukan berarti puasa ini telah sirna. Tetap saja akan ada orang yang menjalani, hanya perbedaannya:

  • Bila orang jaman dahulu Puasa Wungon dijalani berahari-hari, berminggu-minggu bahkan tahunan.
  • Bila orang jaman sekarang hanya dilakukan dalam beberapa jam saja, terkadang ada juga yang melakukannya berhari-hari tapi jarang.

Tingkatan puasa wungon ini, satu tingkat dibawah Tapa Pendam (Puasa Ngeluwong) dan termasuk jenis tirakat berat.

Jika Anda penasaran tentang puasa wungon ini, silahkan baca sampai habis artikel ini karena akan saya ulas tuntas sedetailnya yang bisa menambah pengalaman Anda.

Tata Cara Puasa Wungon

Sangat jarang orang yang mengetahui akan cara melakukan puasa ini, karena memang jarang orang yang mencapainya.

Puasa wungon bila dilihat dari sisi fisik hanya berdiam di tempat tanpa kemana-mana. Namun jelas ada caranya yang harus diketahui, dan berikut tata cara untuk orang yang akan melakukan puasa wungon:

  • Membersihkan diri (mandi besar).
  • Menentukan lokasi, pada umumnya tempat yang sepi seperti goa, hutan dan sebagainya yang penting sepi.
  • Duduk bersila.
  • Dan hilangnya pikiran (tidak sadar).

Orang yang menjalani puasa wungon ini bukanlah orang sembarangan. Ia pasti seorang tokoh sakti yang telah bisa mengendalikan pikiran seutuhnya.

Orang yang menjalani puasa wungon, harus tenang tanpa memikirkan apa pun. Ia hanya memikirkan 1 saja dan tetap sampai puasanya selesai ia jalani.

Inilah sebabnya sering ditemukan orang yang terkunci saat bertapa (Puasa Wungon) di lakukan. Karena biasanya akan ada orang yang membangunkannya apa bila tirakat selesai ia jalani. Bila si pembimbing atau guru tadi telah wafat sebelum membangunkan si pelaku puasa wungon maka ia akan terkunci.

Jadi tidak sembarangan orang yang menjalani tirakat ini karena pada dasarnya lebih mengarahkan kepada penyatuan diri kepada yang telah ia tentukan.

Selain tata cara diatas, tentu orang yang menjalani puasa wungon memiliki tujuan yang ingin ia capai dalam hidupnya.

Tujuan Orang Melakukan Puasa Wungon

Pada umumnya orang yang menjalani puasa jenis ini memiliki tujuan untuk mencari wangsit atau petunjuk sebuah hajat yang miliki. Contohnya:

Orang yang ingin menyepuh ilmunya supaya lebih sempurna. Atau mencari sebuah puasaka supaya mendapatkan petunjuk dari ilahi.

Selain yang telah saya sebutkan tadi ada tujuan utama para tokoh spiritual melakukan tirakat puasa wungon.

Orang dengan tujuan utama adalah menyatunya 2 zat antara dirinya dan ilahi. Dalam melakukannya ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan hati dalam melaksanakan puasa wungon sehingga membuatnya tidak ingin lagi berkecimpung dalam kehidupan duniawi.

Ia lebih memilih untuk mengasingkan diri dan bersatu kepada ilahi. Sebagai keyakinan dan yang ia rasakan akan membuatnya mampu bertahan tanpa makan dan minum selama ia menjalani puasa wungon.

Walaupun kedengarannya lebih mengarahkan tentang ketenangan batin. Puasa wungon akan sangat beresiko bagi mereka yang belum bisa mengontrol pikiran dan hatinya.

Resiko Orang Menjalani Puasa Wungon

Setiap perbuatan pasti akan ada resiko yang ditanggungnya, termasuk orang yang menjalani puasa wungon ini. Ia pun memegang resiko yang teramat berat bila salah dalam menjalani tirakatnya.

Beberapa resiko bagi orang yang menjalani puasa wungon adalah mati, selain itu bisa juga ia tidak bisa kembali ke dunia lagi, berikut beberapa alasannya.

MATI DI GIGIT BINATANG BERBISA
Orang yang melakukan puasa wungon, karena hilangnya pikiran membuatnya tidak akan sadar lagi tentang alam sekitarnya. Bisa jadi saat menjalani tirakat, ia akan di sengat binatang berbisa atau di gigit ular membuatnya mati tanpa diketahui orang.

Ini bisa saja terjadi, terlebih bila melakukannya di dalam hutan dan ruangan terbuka.

DIMAKAN BINATANG BUAS
Ini pun bisa juga terjadi, tanpa disadari berhari-hari bahkan bertahun-tahun ia menjalaninya maka bertemulah ia dengan binatang buas yang kelaparan.

Dari ke dua resiko diatas, memang sangatlah kecil kemungkinannya. Karena pasti sebelum ia melakukan puasa wungon pasti akan ada khodam yang menjaganya. Selain itu, masih ada lagi resiko lainnya.

MENJADI GILA BAHKAN HILANG INGATAN
Sekalipun orang yang menjalani puasa wungon sakti, mau tak mau akan ada saja Jin yang akan menguasai dirinya. Setidaknya akan ada bangsa lelembut yang akan mencoba masuk ke dalam jasadnya.

Bila ilmunya belum sempurna bisa jadi jasadnya kemasukan bangsa lelembut, seperti Jin, Demit dan lainnya. Bila ini terjadi, orang yang melakukan puasa wungon bisa saja menjadi gila.

TERSESAT, MATI TIDAK HIDUPUN TIDAK
Inilah yang paling banyak terjadi. Pada pendahulunya, orang yang menjalani puasa wungon ia akan bersatu kepada zat yang diyakininya.

Apa bila ia gagal, bisa jadi akan tersesat dan terombang ambing di alam yang bukan tempatnya, sehingga harus di sadarkan oleh pembimbing atau gurunya.

Bila pembimbing atau gurunya telah meninggal, harus ada orang yang bisa membangunkannya. Bila tak satupun ada maka ia akan terkunci, jasadnya akan utuh selama ratusan tahun dan terus mengecil hingga hilang dengan sendirinya.

Untuk orang yang berhasil menjalaninya, bila ia masih ada di dunia ini sudah pasti akan menjadi orang sakti. Jika tidak ada lagi bisa jadi ia Murta (Moksa), jasadnya hilang entah kemana seperti yang banyak dikisahkan yaitu Kyai Setan Kober yang hilang dari dunia ini.

Jadi kesimpulannya, orang yang menjalani puasa wungon bukanlah sembarangan asal bersemedhi. Bila ada yang menjalaninya hanya hitungan hari bahkan minggu ia termasuk menjalani wungon tahap umum atau dasar saja yang belum tentu dikemudian hari akan ia jalani pula.

Demikian artikel tentang puasa wungon semogga bermanfaat untuk kita semua.

Posting Komentar untuk "Tata Cara, Niat Dan Resiko Puasa Wungon"