Niat Puasa Patigeni (lengkap) Dengan Tata Caranya

Puasa dalam keilmuan Kejawen terdapat banyak sekali ragam macamnya, biasanya para tokoh spiritual Jawa menyebutkan dengan lelaku. Laku atau istilah yang dikenal dengan Lelaku adalah lakon (perbuatan) dan ini bisa bermacam-macam bentuknya.

Pada kesempatan ini, saya akan menguaraikan tata cara dan niat puasa patigeni dalam Kejawen namun sebelumnya harus dipahami dengan sebenar-benar makna yang terkandung di dalam melakukan puasa patigeni ini.

Puasa dalam keilmuan Kejawen terdapat banyak sekali ragam macamnya Pembahasan (Lengkap) dan Niat Puasa Patigeni √

Dalam sebuah pelajaran tentang ilmu Jawa (Kejawen) yang paling banyak mengunakan Puasa Patigeni adalah sebuah bentuk olah batin seperti merapalkan Ajian, menuntaskan sebuah tirakat dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, dalam pelaksaannya tidaklah mudah untuk dijalani karena jenis puasa Patigeni termasuk olah laku yang cukup berat pada tingkatannya. Banyak hal yang perlu diketahui sebelum melakukan patigeni, biasanya seorang guru akan membimbing dengan sebaik-baiknya supaya tidak terjadi kesalahan dan kegagalan pada murid yang menjalaninya.

Adapun beberapa uraian tentang pelajaran diri tentang tata cara pengamalannya akan saya uraikan dengan detail di bawah ini.

PERSIAPAN PATIGENI
Sebelum menjalaninya, lakukanlah persiapan terlebih dahulu. Persiapan tersebut adalah:

  1. Menyiapkan sebuah kamar atau kotak khusus, tergantung jenis patigeninya (Akan diuraikan jenisnya dibawah nanti).
  2. Menutup semua jalannya cahaya, gunakan pelapis dari kertas dan di lampisi dengan kain hitam yang pekat.
  3. Bila melakukan dirumah dan ada orang selain Anda, bicarakanlah terlebih dahulu supaya tidak menganggu. Akan lebih baik bila di rumah sendirian.
  4. Mempersiapkan waktu yang tepat untuk menjalaninya.

Bila semua persiapan diatas sudah Anda siapkan ketahuilah terlebih dahulu syarat Patigeni yang harus Anda ketahui dengan jelas dan benar.

SYARAT PUASA PATIGENI

Hal pertama yang harus dilakukan dalam puasa Kejawen jenis ini adalah berada di ruangan yang gelap tanpa cahaya. Disini akan melihat lagi jenis ilmu yang akan dikuasai. Karena tingkatan sebuah ilmu (ajian) dan Patigeni itu sebenarnya berbeda-beda, terdapat tahap yang berat dan ringan tergantung dari panduan dari kitab yang dipelajari.

Berat dan ringan yang saya maksudkan itu kurang lebih seperti ini:

  • Berat: Selain berada diruangan yang gelap gulita Anda juga harus menekan semua nafsu. Nafsu itu berbagai macam, ada yang berat juga ada yang ringan. Untuk tingkatan ini, biasanya selain nafsu makan dan minum Anda juga dilarang untuk berdiri, berjalan dan gerakan lain termasuk buang air besar/kecil. Intinya Anda duduk atau sambil berbaring dan terus merapalkan Java Mantera dari sebuah ilmu yang dikuasai.

    Semua nafsu harus Anda tekan sekuat mungkin sampai berapa hari terjadwalnya tirakat yang Anda jalani.
  • Ringan: Disini masih banyak toleransinya, dimana Anda bukan menekan nafsu melainkan hanya menguranginya saja sampai batas waktu yang ditentukan.

Dari yang berat dan ringan diatas, patigeni harus sama-sama berada diruangan yang gelap gulita.

Pada tingkatan yang umum dan ringan, Anda hanya berada di ruangan gelap, hanya sehabis sahur. Gelappun bukan gulita, melainkan hanya tidak boleh terkena cahaya, bisa diartikan gelap namun remang-remang.

Setelah Anda mulai mengerti persyaratan diatas, selanjutnya yang harus diketahui adalah Niat untuk puasa Patigeni ini. Karena hampir kesemua niatnya sama, hanya saja terkadang berbeda dalam bahasa yang digunakan.

Niat Puasa Patigeni Kejawen

Niat ingsun Poso Patigeni, ngsirep rapet maring geni lan sinar. Aku bali maring pepeteng, kadyo purwaning dumadi maring alam luwung. Sajroning guwo garbaning sang ibu Sedulur papat limo pancer, tumekaning sang jabang bayine kakang kawah adi ari-ari, kiblat papat limo pancer Nyawiji maring ngarsane Gusti Niatku patigeni.

Setelah Anda menghafal niat diatas, persyaratan untuk Patigeni telah Anda dapatkan dan selanjutnya Anda harus mengetahui dengan jelas makna dan lelaku yang sebenarnya dari patigeni ini supaya tidak menjadi sia-sia apa yang Anda lakukan.

Namun dalam pengamalan ini sebaiknya harus di persiapkan dengan sepuh hati yang harus lebih besar dari sebuah keinginan adalah niat untuk menjalaninya serta apa yang akan di capai dengan menjalani patigeni.

Bila Anda melalui seorang guru pastinya akan memberi pembahasan tentang pengamalan serta menjalaninya, tapi sayangnya terkadang ada yang hanya bermodal nekat dengan menjalani patigeni sehingga sia-sia apa yang ia jalani walaupun berhasil akan tetap mengisyaratkan sebuah hal yang kurang baik untuk dijalani selanjutnya.

MAKNA DAN ARTI SERTA MANFAAT PATIGENI

Bila di artikan bisa kita ambil kesimpulan dari makna patigeni ini. Patigeni diambil dari Bahasa Jawa dan bila diartikan ke bahasa Indonesia kurang lebihnya seperti ini:

Pati (Red:Jawa) = Mati.
Geni (Red:Jawa) = Api.
Jadi artinya Patigeni adalah mematikan api.

Api yang saya maksudkan bukan Nyata, matipun sama bukan seperti mudah dalam artinya "Mematikan Api" dalam Maknanya. Api bisa dilukiskan sebagai benda panas yang berada didalam diri yaitu Hawa Nafsu dan Pati (Mati) maksudnya untuk mematikan api tersebut.

Inilah maknanya Patigeni, kita sebagai pelakon lelakunya harus bisa meredam sekuat mungkin hawa nafsu tersebut dalam pengendaliannya. Disini jugalah letaknya, hampir setiap mengamalkan Ajian Kejawen yang diawali dengan puasa Mutih, Ngerowot, Ngasrep dan Ngidang akan ditutup dengan Patigeni supaya bisa menyimbolkan bahwa puasa telah mamtikan hawa nafsunya dan bisa lolos (berhasil) untuk melewati segala ujian itu.

Seseorang yang telah bisa melewati patigeni sehari semalam menandakan kesanggupannya untuk melewati penahanan dari hawa nafsu tersebut. Dan ia pasti dengan segera bisa mengunakan Ajian yang sedang ia pelajari itu.

Selain mengenal makna dan arti dari patigeni Anda juga harusnya tau menafaat yang didapatkan dengan menjalani Patigeni ini dalam kehidupan yang nyata bersama masyarakat, keluarga dan orang disekitar Anda.

Pada umumnya, mereka yang telah mampu menjalani Patigeni hidupnya akan lebih terarahkan, bila ia seorang yang alim beragama maka ibadahnya akan lebih baik lagi karena sudah teredamnya beberapa hawa nafsu di dalam dirinya. Orangnya juga akan lebih sabar dalam menjalani setiap ujian yang yang ia terima walaupun ia termasuk orang yang memiliki kelebihan.

Bisa kita contohkan:

Seseorang tokoh spiritual bila ia mampu menarik harta karun yang terpendam, ia malah tidak akan menikmati hasilnya karena telah merasa cukup dengan apa yang ia dapatkan. Termasuk Ajian Pelet seumpamanya, sekalipun ia dihina oleh seorang perempuan terkadang malah ia menyabarinya, ia cenderung akan membantu bila ada seseorang yang sedang dalam masalah rumah tangga dan sebagainya.

Jadi kelebihan yang ia miliki bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk membantu sesamanya.

Karena Di Atas Tadi Telah Saya Jelaskan Ada Beberapa Tingkatan Dari Jenis Patigeni, Maka Tidak Semua Orang Yang Mampu Menjalani Patigeni Membuat Ia Merasa Cukup Dengan Apa Yang Telah Ia Miliki.

Diatas tadi sebuah gambaran, seseorang yang telah mampu melewati Patigeni dengan tingkat kesempurnaan sehingga ia akan membawa ilmunya untuk membantu sesama.

Akan tetapi, juga terdapat tingkatan dasar tahap yang ringan dan membuat orang tersebut makin merasa haus akan apa yang ia pelajari. Orang yang seperti ini, ia cenderung akan berlaku sombong walaupun ia memiliki kelebihan dan bila tidak diarahkan kepada kesempurnaan biasanya ia akan membuat suatu huru hara karena merasa dirinyalah yang paling sakti karena telah mampu melewati puasa Patigeni.

KESIMPULAN PUASA PATIGENI
Untuk bisa kita ambil pelajaran di dalamnya, sebuah tirakat yang terbilang berat ini. Patigeni lebih mengarahkan pelakon lelakunya kepada jalan kebaikan untuk menuju jati diri yang sebenarnya.

Dan bagi Anda yang memiliki niat suatu hari akan menjalani puasa Patigeni ada baiknya dipelajari dari sekarang untuk menahan, menekan sekuat mungkin hawa nafsu yang ada sekalipun Anda tidak menjalani Patigeni yang pada akhirnya nanti, saat menjalaninya Anda pun akan ditentut seperti ini.

Demikian tentang seputaran tata cara dan niat puasa Patigeni semogga bermanfaat untuk kita semua.

6 komentar untuk "Niat Puasa Patigeni (lengkap) Dengan Tata Caranya"

Comment Author Avatar
Yai Yth.

Mohon izin saya ingin bertanya, ada suatu amalan yang dilakukan dengan 7 hari puasa biasa (waktu sahur biasa dan berbukanya waktu maghrib) dan penutupnya melakukan patigeni semalam.

Nah, pertanyaan saya adalah, Kapan waktu dimulainya melakukan patigeni ? Dan kapan waktu berakhirnya melakukan patigeni tersebut.

Jika dilakukan didalam kamar yang gelap sekali, dan ketika siang harinya, ingin melakukan buang air kecil (tentunya pasti ada cahaya. Atau ketika ingin melaksanakan sholat, tentunya didalam mengambil air wudhu, bisa dipastikan akan melihat cahaya.

Mohon penjelasnnya Yai. Sebelum dan sesudahnya saya haturkan banyak terimakasih dan Alhamdulillahi rabbil 'Alamiin.

Salam,

Muhammad Zein
Comment Author Avatar
patigeni tertutup cahaya, jadi usahakan gelap untuk buang-buang usuhakan tetap gelap. tapi untuk dibeberapa kebijakan patigeni disesuaikan dengan kemampuan, boleh tempat terdapat cahaya tapi tidak boleh terkena cahaya, puasa patigeni jangan banyak bergerak untuk mengatur lapar, ingin buang dan sebagainya.
Comment Author Avatar
Waktu mulai patigeni kapan ya min???
Comment Author Avatar
di mulai itu jam 3 penutupan jam 12 malam atau sesuai tirakatnya.
Comment Author Avatar
Maaf min, bertanya lagi, bila sebelum jam 3 apakah kita boleh makan minum dahulu, baru patigeni di jam 3??
Comment Author Avatar
kalau tirakat dimulai pertama sebelum jam 3 boleh, tapi mesti liat dulu niat waktu dimulainya, ambil keIslaman dimulai sebelum adzan subuh saja jam setengah 5 an kurang lebih.

bila jalaninya 2, 3 hari tidak boleh lagi makan atau minum harus murni.

Berikan komentar dengan sopan dan sesuai judul, harap jangan isi info pribadi termasuk no hp tidak akan kami setujui!