[HIZIB] Wirid Sakran, Mengamalkan, Fadilah

Hizib Sakran, atau yang biasanya di kenal juga dengan nama Wirid Sakran yang dimana biasanya di baca dengan wiritan (dibaca berulang-ulang dalam jumlah yang banyak dan di tentukan).

Sebagian para ahli hikmah yang memiliki murid akan menijazahinya dengan wirid ini, tapi ada juga yang tidak tinggal kembali pada sang guru yang menilai apakah si murid cukup membutuhkan wirid sakran ini untuk di amalkan.

Hizib Sakran, atau yang biasanya di kenal juga dengan nama Wirid Sakran yang dimana biasanya di baca dengan wiritan (dibaca berulang-ulang dalam jumlah yang banyak dan di tentukan)

Sekilas tentang wirid Sakran ini memiliki tujuan khusus untuk yang mengamalkanya, hampir semua wirid atau hizib memang di peruntukan untuk sebuah tujuan atau hajat yang bisa di dapatkan langsung pada pengamalnya.

Tapi harus dengan tujuan yang jelas, serta menjalani semua ketentuan yang telah di buat sebagai tatanan untuk bisa mengamalkanya, termasuk wirid Sakran juga ada tata cara untuk Anda bisa mendapatkan manfaat dari mengamalkanya.

Selain ada ketentuan dan tata caranya, Anda juga harus menjalankan apa yang di wajibkan Agama Islam.

Karena ini wirid, sudah tentu harus mengamalkanya setelah melakukan sholat untuk membaca serangkaian wiritanya, namun bila masih mempelajarinya tidak ada salahnya untuk berangsur-angsur dalam mengamalkanya yang penting rutin dalam membaca wiritanya nanti.

Nah untuk yang berencana mengamalkanya, akan lebih baik ketahui dengan jelas asal usulnya, karena tanpa mengetahuinya maka sulit di tentukan arah dari apa yang pelajari dan amalkan.

Asal Usul Wirit Sakran

Dari berbagai sumber yang banyak beredar, wirit Sakran ini di karang oleh: Al Habib Ali bin Abu Bakar As-Sakran beliau adalah termasuk tokoh tasawuf sekaligus cucu dari Nabi besar kita.

Dari sini, seperti kebanyakan Guru yang mengajarkan kepada murid-muridnya, terus berkembang hingga banyak yang mengenalnya sampai sekarang, termasuk bila kebetulan mendengar nama wirit Sakran ini.

Tidak hanya sampai disitu saja, sebagian para ahli hikmah juga banyak yang mengembangkan wirit ini untuk membantu orang lain, yang kebetulan meminta tolong atau perlu bantuan dari mereka.

Wirit Sakran kemudian di ajarkan kepada orang tersebut untuk di amalkan, berkembang lagi kepada yang lain.

Hingga wirit Sakran berkembang luas seperti sekarang ini, namun baiknya pengamalan wirit ini bisa di amalkan oleh siapa saja yang penting beragama Islam dan berada di jalur yang sesuai serta waras (tidak gila) dalam pemikiran, orang seperti ini bisa mengamalkanya!

Jadi, sebelum mencoba untuk mengamalkan wirit ini akan lebih baik lagi bila berfikir terlebih dahulu, serta memantapkan hati dan fokus apapun yang akan terjadi harus selalu siap untuk terus istiqomah dalam mengamalkanya.

Tidak putus separoh jalan saat mengamalkanya, bila tekat Anda sudah kuat barulah amalkan, tujuanya supaya pikiran tetap yakin dan tidak mudah goyah.

Karena kebanyakan orang yang mengamalkan suatu amalan itu kurang lebih seperti ini:

Sudah mengamalkan wiritan dan membaca sekian juta kali, tapi tidak ada khasiat dan manfaat sama sekali yang di rasakan.

Orang yang seperti ini, pikiranya mudah goyah untuk mengamalkan sesuatu di kemudian hari lagi.

Kalau pikiran telah fokus berhasil atau tidaknya tetap selalu di amalkan, untuk yang ingin mencoba mengamalkanya, silahkan yang penting sesuai dengan ketentuanya dan jalani dengan sabar hati.

Mengamalkan Wirit Sakran

Mengamalkan atau mempelajarinya tidaklah sulit, yang penting memiliki ketahanan fisik serta memiliki waktu luang dalam mempelajarinya.

Sebagai saran dari saya, ada baiknya Anda mendatangi seorang kyai atau guru yang mengerti tentang Sakran ini dan meminta langsung ijazahan dari nya.

Dengan begitu lebih pas dalam mengamalkanya, bila dari tulisan terkadang ada sebagian orang yang salah paham atau kurang bisa mencerna melalui tulisan.

Kita langsung ke cara mengamalkanya, sebelumnya lakukanlah mandi keramas terlebih dahulu.

Setelah itu lakulan sholat hajat tengah malam, dan berdoa kepada Allah swt untuk diberikan manfaat dalam mengamalkan wirit Sakran ini, sesudah itu bertawasul terlebih dahulu kepada:

  • Ila khadroti nabi Mustofa Mukhammadin sholallohu alaihi wassalam wa ala lihi washokhbihi wa ahli Baitihi ajmain saiulillahil lahum al fatehah.
  • Ila hadroti Sayyidina Ali karomallohi wajhah, al fatehah.
  • Ila hadroti Syekh Abdul Qodir al jailani rodiyallohu anhu, al fatehah.
  • Ila hadroti Sayyidinal Imam Abu Bakar As-Sakran bin Syeikh al Ghauts Abdurrahman As-Seggaf, al fatehah.
  • Ila hadroti Abi wal Ummi, al fatehah.
  • Ila hadroti khusushon manjazani (Ust.M.Emi Suhaemi), al fatehah.
  • Masing-masing diatas setelah ucapan Al Fatihan maka di baca lengkap 1 kali setiap penyebutan di buka dengan Fatiha.

Setelah bertawasul diatas, bertawasulah dengan hati yang lembut dan tidak terburu-buru setelah itu lanjutkan dengan membaca wirit Sakran sebagai berikut:

  • Allahumma inni ahtath-tu bidarbillahi, thuu luhu maasyaa’Allahu, qufluhu laa ilaaha illaLLahu. baabuhu Muhammadurrasuulullahi shallallahu ‘alaihi wa aalihii wasallama, saqfuhu laa hawla walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziimi, ahaathi binaa min (Alfatihah 1 kali).
  • Suurun suurun surr, wa ayatu (Ayat Qursi 1 kali).
  • Binaas tadaarat kamastadaa ratilmalaa’ikatu bihadiynatir-rasuuli bilaa khandaqi walaa suuri min-kulli qoda rimaqduuri wahadzari mahdzuuri wa min jamii’its-tsuruur tatarrasnaa billah 3 kali.
  • Min ‘aduwwinaa wa ‘aduwwillahi min saaqi’ar syillahi ila qoo’I ardhillahi bihi ‘ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim. ‘adziimatuhu laa tansyaqqu bihi ‘ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim. Allahumma in ahadu araadanii bisuu’I minal jinni wal insi wal wuhuusyii, waghairi him min saa’iril makhluuqaa ti min basyarin awsyaythooni au sulthooni au waswasin faar dud nadharohum fiintikaa si waquluu buhum fi waswaasin wa aydiihum fii iflaasi wa aubiqhum minarrijli ilaarraa’sy. laa fii sahlin yaqtho’u walaa fii jabalin yathla’u bimii ‘ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim. wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi wasallam. Subhaana rabbika rabbil ‘izati ‘ammaa yashifuun. wasalaamun ‘ala mursaliin. walhamdulillahirabbil ‘alamiin. fikulli lahdhotin adada. ‘Adada khalqihi wa ridho nafsihii wa dzinata ‘arsyihii wa midaada kalimatihii"

Wirit diatas harus dibaca secara istiqomah, sesudah sholat Isya dan harus terus di amalkan selama masih merasa bahwa membutuhkan pertolongan Allah melalui wirit Sakran ini.

Khasiat Fadilah Membaca Wirit Sakran

Bagi Anda yang membaca wirit Sakran, pasti ingin memiliki kelebihan dan mendapatkan kebaikan dalam kehidupan.

Bagi orang yang mengamalkanya, Insya Allah selalu terhindar dari bahaya dan utamanya adalah mendapatkan ketengan batin.

Hati orang yang menganalkanya, akan selalu berpikiran baik dan positif serta tidak angkuh dan sombong.

Walaupun sebelum mengamalkanya orang itu memiliki sifat yang tidak bagus, tapi kebanyakan yang sudah mengamalkan akan berangsur-angsur berubah baik dari segi watak hingga hatinya akan selalu terjaga.

Dari mendapatkan ketenangan batin dalam mengamalkan wirit Sakran inilah, kebaikan-kebaikan selanjutnya akan datang, seperti hubungan dalam rumah tangga menjadi baik, dengan tetangga menjadi rukun.

Semuanya akan meliputi ke dalam suatu hal yang baik.

Dengan semua kebaikan tadi, secara tidak langsung pengamal wirit Sakran akan tercukupi rejekinya.

Tanpa di duga akan ada saja rejeki yang datang padanya karena semua pintu rejeki dari semua penjuru mata angin akan Allah buka mereka yang selalu mengamalkan wirit Sakran ini.

Fadilah wirit Sakran yang saya sebutkan diatas, hanyalah sebagian kecil dari semua manfaat yang bisa Anda dapatkan dalam mengamalkanya.

Namun harus dengan ketentuan yaitu Anda tetap selalu berada di jalur yang benar serta terus mengamalkan wirit Sakran.

Posting Komentar untuk "[HIZIB] Wirid Sakran, Mengamalkan, Fadilah"